Sejarah Rabobank Indonesia

Rabu, 09/05/2007

Ingin fasilitasi UKM dengan informasi tepat guna

JAKARTA: Rabobank dirintis sejak 110 tahun yang lalu oleh para petani di Belanda yang kesulitan mengakses kredit. Mereka bergabung membentuk semacam koperasi simpan-pinjam. Dua koperasi terbesar di antaranya, yakni Raiffeisen Bank di utara dan Boerenleen Bank di selatan, memperkuat diri dengan merger pada 1972 dan terbentuklah Rabobank.

Saat ini, 80% petani Belanda masih menggunakan Rabobank sebagai bank mereka. Untuk mengetahui kiprahnya di Indonesia, Bisnis mewawancarai President Director PT Rabobank International Indonesia Antonio da Silva Costa. Berikut petikannya.

Bagaimana sejarah Rabobank di Indonesia?

Pada 1990, Rabobank membuka kantornya di Indonesia melalui joint venture dengan Bank Duta. Ketika Bank Duta diambil alih BPPN, Rabobank membeli seluruh saham Bank Duta. Rabobank Netherlands memiliki 99% saham Rabobank Indonesia.

Apakah mungkin bank koperasi Indonesia bisa seperti Rabobank?

Awal berdirinya Rabobank adalah inisiatif petani yang kesulitan atas suku bunga tinggi. Di Indonesia inisiatif koperasi dari pemerintah bukan petani, yang membuat tujuannya berbeda.

Kesempatan jadi seperti Rabobank ada, tapi tergantung pada masing-masing pihak, apakah mereka ingin tumbuh dan berkembang ke arah yang sama. Harus ada kemauan dan semangat berkolaborasi untuk bersatu. Bank perkreditan rakyat harus bersatu membentuk bank besar, bukan saling bersaing.

Apa beda Rabobank dengan bank lain?

Lahirnya Rabobank didorong faktor utama di mana para petani susah masuk ke bank komersial. Para petani membangun bank koperasi yang memberi kredit dengan suku bunga lebih rendah dari pasar.

Saat ini, Rabobank menjadi bank komersial, bunganya kurang lebih sama seperti bank lain. Perbedaan yang mendasar adalah cabang Rabobank di Belanda tersebar sampai kota kecil dan pedesaan.

Outlet di Indonesia?

Kami hanya punya kantor di Jakarta. Rabobank Indonesia corporate banking, target kami di agrobisnis, seperti ekspor kopi, impor gula, dan perkebunan kelapa sawit.

Pada Januari 2007, kami akuisisi Bank Haga dan Hagakita, sehingga kini Rabobank punya 83 kantor dan berencana membuka cabang lebih banyak, karena Indonesia berperan penting dalam agrobisnis global. Ini didukung fakta, populasi penduduk dan kekayaan alam besar sehingga terdapat ekspor dan impor makanan yang besar.

Banyak perusahaan yang bergerak di food chain di Indonesia adalah UKM. Mereka fokus food & agribusiness, maka kami mendekati UKM dengan cara mengakuisisi bank yang fokus pada sektor UKM.

Apa target Rabobank untuk UKM?

Target kami adalah untuk tumbuh dan berkembang bersama. Melalui akuisisi itu, kami berencana membuka kantor cabang di luar Jawa, seperti Sumatra dan Kalimantan.

Rabobank sudah dapat melayani UKM?

Rabobank dapat melayani UKM melalui Haga Bank dan Hagakita, karena telah mengakuisisi keduanya. Lebih dari 50% pinjaman Hagabank dan Bank Hagakita untuk UKM.

Pada Januari 2008, kami akan memperkenalkan bank baru sebagai hasil dari akuisisi Rabobank, Hagabank dan Bank Hagakita. Untuk itu target kami saat ini menyelesaikan konsolidasi, sehingga merger berjalan lancar.

Kenapa kredit UKM lebih dari 50%?

UKM lebih stabil menghadapi krisis, sehingga jadi target yang bagus. Perusahaan besar sudah memiliki banyak bank, di sisi lain UKM masih kesulitan mendapatkan pinjaman bank, apalagi yang di luar kota besar.

Rabobank tidak hanya memberi pinjaman, tapi juga ingin memfasilitasi UKM dengan memberi informasi tepat guna agar berkembang. Informasi itu didapatkan Rabobank melalui ahli-ahli food & agribusiness yang tergabung dalam Rabobank Food & Agribusiness Research & Advisory Team.

Berapa pinjaman UKM?

Tahun depan, kami targetkan 50% dari total aset Rp10 triliun, jadi untuk pinjaman UKM ditargetkan lebih dari Rp5 triliun. Rabobank akan memberi pinjaman US$50.000-US$3 juta per UKM. Di bawah itu, kami klasifikasikan pinjaman mikro.

Sumber : Bisnis Indonesia

Tidak ada komentar: