Lowongan Kerja
Currently, we are offering an opportunity as below:
Relationship Officer dengan syarat :
Pend. min S1, usia max 30thn, pengalaman min.1thn di perbankan di bagian penjualan, berkepribadian menarik, berkomunikasi dengan baik, memiliki sales spirit & positive thinking, dapat bekerja dengan tim. Penempatan Bandung dan sekitarnya.
kirimkan CV ke email : martius.irwan@rabobank.com/martiusw@gmail.com
JOIN THE TEAM OF SUCCESSFUL PROFESIONALS
Rabobank Cabang Bandung
Bandung
Jl. ABC No. 17
Bandung 40111
Tel: (022) 4207092, 4263450
Fax: (022) 4263451
Facilities: Devisa
Jl. Aceh No. 42
Bandung 40017
Tel: (022) 4216846-8, 4235761
Fax: (022) 4216615
Facilities: ATM, SDB, Devisa
Komp. Taman Kopo Indah II Blok I A No. 39
Bandung 40218
Tel: (022) 5405053, 5407271
Fax: (022) 5406186
Facilities: ATM, Devisa
Jl. Dr. Djundjunan No. 107
Pasteur, Bandung 40173
Tel: (022) 6070797
Fax: (022) 6037815
Facilities: ATM
History Rabobank
History
Rooted in agriculture, Rabobank is set up as a federation of local credit unions, which offer services to the local markets. The central organisation is the daughter organisation of the local branches, rather than the parent organisation, as is the case with most banks.
The bank is rooted in the ideas of Friedrich Wilhelm Raiffeisen, the founder of the cooperative movement of credit unions who in 1864 created the first farmers' bank in Germany. Being a countryside mayor he was confronted with the abject poverty of the farmers and their families. He tried to alleviate this need through a variety of charitable activities. He soon realised, however, that self-reliance had more potential in the long run than charitable aid. He therefore converted his charitable foundations into a farmers' bank in 1864. In doing so he created the Darlehnskassen-Verein, it collected the savings of the countryside dwellers and provided the enterprising but needy farmers with loans.
This model found a lot of interest in the Netherlands at the end of the 19th century. One of the first of Raiffeisen's followers was father Gerlacus van den Elsen who stood at the basis of a number of local farmers'banks in the south of the Netherlands. The model caught on being championed by the clergy and the countryside elites. The mission of the farmers' lending banks was an idealistic one but they always operated using strict business principles. Controversially, a founding principle of Rabobank's co-operative style was to co-operate in the interests of "warding off the Shylock". The cooperative bank model assured a tight bond between invested capital and the community.
The bank's traditional headquarters are Utrecht and Eindhoven. In 1898 two cooperative bank conglomerates were formed:
- Coöperatieve Centrale Raiffeisen-Bank in Utrecht
- Coöperatieve Centrale Boerenleenbank in Eindhoven
The first was formed as a cooperation of 6 local banks and the latter as a cooperation of 22 local banks. These two existed side by side for three quarters of a century despite their obvious similarities. The reasons for this owed in part to legal disagreements. The most important difference, however, was cultural. The Eindhoven based Boerenleenbank had a decidedly catholic signature while the Raiffeisen-Bank had a protestant background. In the past the Netherlands underwent a process of pillarisation or verzuiling, which in practice meant that members of different religious congregations and political movements essentially lived side by side each other without contact between the two. The religious backgrounds found their way to the organisational structure as well; the Eindhoven organisation stressed a highly centralised structure while the Utrecht organisation promoted local autonomy.
By 1940 the two organisations cooperated with each other, albiet on a limited scale. Three major developments caused a further tightening of the bonds between the two:
- Increasing number of offices - leading to increased local competition
- A gradual fading of the confessional differences between the two
- An increasing demand for capital in the Dutch industry, which in turn led to higher concentration in the banking business
In 1972 the two organisation merged. The name Rabobank is a portmanteau of Raiffeisen-Boerenleenbank. The organisation chose Amsterdam to be its statutory headquarter due to the historical neutrality in relation to the founding organisations. As of 1980 the central organisation is referred to as Rabobank Nederland.
Rabo purchased Lend Lease Agro Business ,an Australian based company, in 2003.
Source : Wikipedia
Rabobank Bertahan dengan Bunga Kredit Lama
Rabobank Bertahan dengan Bunga Kredit Lama
Sumber : detiksport.com
(Foto: dok Rabobank)
Hal ini dikatakan oleh Direktur Retail and SME sekaligus Wakil Direktur Utama Rabobank Danny Hartono, Rabu malam, di acara temu wartawan, Jakarta (17/9/2008).
"Persaingan suku bunga kredit akan semakin ketat, apalagi bisa berlangsung hingga akhir tahun ini," jelasnya.
Dikatakannya perseroan hingga kini belum memutuskan untuk menaikkan suku bunga kredit pinjaman dengan alasan pertumbuhan kredit masih sangat bergairah terlebih lagi persaingan kredit antara bank semakin tinggi.
"Kredit kami targetkan tinggi pertumbuhan sudah 33%-35% hingga Juni separuhnya sudah terealisasi," jelasnya.
Ia menambahkan sekarang ini pasar masih sangat menarik dengan pertumbuhan ekonomi masih di atas 6% yang ditopang oleh ekspor yang terus naik karena didorong oleh produk komoditas.
"Kita akan fokus food dan agro, bahkan ke depannya kita fokus di UMKM termasuk retail," jelasnya. Perseroan juga berencana akan meningkatkan pembiayaan di sektor kredit kepemilikan rumah (KPR).
Bank terbesar asal Belanda ini, saat ini sedang menyiapkan merger secara operasional dari tiga bank di Indonesia termasuk Rabobank, Hagakita dan Haga Bank. Pada saat penggabungan beberapa waktu lalu total aset Rabobank memiliki aset sebesar Rp 10 triliun lebih.
"Untuk founding sebesar Rp 6,4 triliun dan Rp 8,8 triliun untuk lending-nya, angka ini merupakan pada posisi tanggal 24 Juli 2008 setelah merger," imbuhnya.
Menurut Danny, posisi Rabobank secara internasional berdasarkan standing menempati posisi 25 terbesar didunia sedangkan dari sisi modalnya menempati 14 terbesar di dunia dan keamanan bank menempati posisi 4 di dunia. ( hen / ir )
Rabobank Bakal Terbesar di Indonesia
INILAH.COM, Jakarta - PT Bank Rabobank Indonesia (Rabobank Indonesia) menjadi bank internasional nomor satu di Indonesia setelah proses merger dengan Hagabank dan Bank Hagakita tuntas.
Presiden Direktur Rabobank Indonesia Tony Costa, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (28/7), mengatakan melalui proses merger tiga bank ini, perseroan akan menjadi bank internasional terbesar karena memiliki 94 kantor cabang di Indonesia dan sekitar 1.700 karyawan.
"Hingga 2010, kami akan terus meluaskan kantor cabang kita hingga 250 cabang, yang lebih banyak di luar pulau Jawa untuk memperluas basis nasabah," kata Tony.
Selain itu, merger itu juga menghasilkan total aset gabungan mencapai Rp 10,2 triliun atau sekitar US$ 1,1 miliar.
Tony juga mengungkapkan bahwa proses merger sendiri sudah mendapat pengesahan dari Departemen Hukum dan HAM sehingga bank baru hasil merger sudah bisa menjalankan operasional dengan nama yang baru mulai saat ini.
Merger ini merupakan langkah integrasi tiga bank yang berawal dari diakuisisinya Hagabank dan Bank Hagakita pada awal 2007. Dengan ketentuan single presence policy dari Bank Indonesia, maka Rabobank, Hagabank dan Bank Hagakita melakukan merger dengan nama baru Rabobank Indonesia.
Sementara Wakil Presiden Direktur Rabobank Indonesia Danny Hartono mengatakan bank hasil merger akan fokus pada sektor pangan dan agribisnis, serta beberapa pilihan produk dan jasa lain untuk pasar korporasi.
Pihaknya juga akan memperkuat sektor pembiayaan ke UMKM dengan memanfaatkan jaringan dari Hagabank dan Bank Hagakita.
"Kami akan semakin gencar menggarap sektor UMKM yang potensial karena sektor ini telah menunjukkan kinerja yang baik dalam beberapa tahun terakhir, yang terlihat dari berkurangnya NPL (kredit bermasalah) nasional dari 4,3 persen di 2006 menjadi 3,44 persen," kata Hartono.[*/L2]
Sumber : Inilah.com
Rabobank Berencana Akuisisi lagi Tahun Depan
Sumber : Media Indonesia
Presiden Direktur Rabobank Antonio Da Silva Costa mengatakan hal itu di Jakarta, kemarin.
Setelah mengakuisisi Hagabank dan Hagakita, bank yang bermarkas di 'Negeri Kincir Angin' itu kembali akan memperkuat strukturnya melalui akuisisi. Penggabungan Rabobank Indonesia, Hagabank, dan Hagakita dituangkan dalam surat keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 10/43/KEP OBI/2008 tanggal 24 Juli 2008. Surat keputusan itu menyebutkan ketiga bank tersebut resmi melebur dan berganti nama menjadi PT Rabobank Internasional Indonesia.
Pascaakuisisi tersebut, Rabobank terus melakukan ekspansi untuk membeli bank nasional lainnya.
"Kami masih mencari bank yang tepat, mungkin tahun depan," kata Antonio.
Menurutnya, rencana itu sesuai dengan tujuan perusahaan yang tidak hanya memfokuskan pada pertumbuhan organik (operasi perbankan). Tetapi juga melalui pertumbuhan nonorganik, yaitu melalui akuisisi. Indonesia, kata Antonio, memiliki potensi ekonomi yang bagus untuk dikembangkan. Berdasarkan itu, rencana membuka atau memperkuat struktur bank di Indonesia merupakan pilihan strategis.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan Rabobank Geertz Embrechts juga mengungkapkan hal yang sama. Ia mengatakan tidak tertutup kemungkinan Rabobank mengakuisisi bank lain.
''Kami tetap sangat ingin menjalin kerja sama dengan partner lainnya," katanya.
Di sisi lain, untuk pengembangan bisnis, induk usaha Rabobank Belanda siap menyuntikkan dana guna memperkuat modal. Pihaknya juga memiliki fasilitas utang siaga (stand by loan) dari induknya untuk 2009 dan 2010.
Turun
Terkait dengan rencana penyaluran kredit pada 2009, Wakil Presiden Direktur Rabobank Danny Hartono mengatakan akan menurunkan target pertumbuhan kredit di kisaran 15% hingga 20%. Pertumbuhan itu jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan 2008. Hingga akhir tahun ini, diprediksi masih di atas 30%. Hal itu sebagai antisipasi krisis ekonomi yang dampaknya akan sangat terasa mulai tahun depan.
Pascapenggabungan, bank ini akan memfokuskan diri pada segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Sektor ekonomi yang dijadikan target tetap pada pangan dan agrobisnis.
"Dengan kekuatan di sektor utama UMKM serta grosir pangan dan agrobisnis, Rabobank menargetkan pertumbuhan di atas rata-rata pertumbuhan pasar. Artinya, pertumbuhan tahunan 20% hingga 30%," kata Danny.
Saat ini rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Rabobank di kisaran 0,6%. Untuk mengantisipasi peningkatan NPL, bank akan bersikap konservatif, yakni melakukan pendekatan pada debitur dan memberikan asistensi. (Toh/Ant/E-4)
Rabobank Turunkan Target Pertumbuhan Kredit pada 2009
Rabobank Turunkan Target Pertumbuhan Kredit pada 2009
Selasa, 11 November 2008 | 20:48 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: PT Rabobank International Indonesia menurunkan target pertumbuhan kredit pada 2009 karena krisis keuangan global diperkirakan masih akan terjadi. Rabobank mentargetkan pertumbuhan kredit 15-20 persen pada 2009, lebih rendah dari target 2008 yang diperkirakan pencapaiannya melebihi 30 persen.
"Target 2009 itu pun masih bisa berubah tergantung konsisi perekonomian," kata Direktur Rabobank Indonesia Geert Embrechts di Plaza 89 Jakarta, Selasa (11/11).
Dia menjelaskan bahwa pada kuartal ketiga 2008, total kredit yang sudah disalurkan Rabobank di Indonesia mencapai Rp 9,64 triliun atau tumbuh sekitar 30 persen dari pencapaian 2007 sebesar Rp 7,47 triliun.
Rabobank, lanjut dia, akan memfokuskan penyaluran kredit ke sektor usaha kecil dan menengah karena sektor tersebut dianggap sangat potensial dan tahan terhadap guncangan krisis perekonomian global. Bahkan, pada kuartal ketiga 2008, sebesar 52 persen dari total penjyaluran kredit Rabobank ditujukan untuk sektor tersebut. Angka kredit bermasalah bank asal belanda itupun terbilang kecil yaitu sebesar 0,6 persen.
Sumber : Tempointeraktif
Sejarah Rabobank Indonesia
Rabu, 09/05/2007
Ingin fasilitasi UKM dengan informasi tepat guna
JAKARTA: Rabobank dirintis sejak 110 tahun yang lalu oleh para petani di Belanda yang kesulitan mengakses kredit. Mereka bergabung membentuk semacam koperasi simpan-pinjam. Dua koperasi terbesar di antaranya, yakni Raiffeisen Bank di utara dan Boerenleen Bank di selatan, memperkuat diri dengan merger pada 1972 dan terbentuklah Rabobank.
Saat ini, 80% petani Belanda masih menggunakan Rabobank sebagai bank mereka. Untuk mengetahui kiprahnya di Indonesia, Bisnis mewawancarai President Director PT Rabobank International Indonesia Antonio da Silva Costa. Berikut petikannya.
Bagaimana sejarah Rabobank di Indonesia?
Pada 1990, Rabobank membuka kantornya di Indonesia melalui joint venture dengan Bank Duta. Ketika Bank Duta diambil alih BPPN, Rabobank membeli seluruh saham Bank Duta. Rabobank Netherlands memiliki 99% saham Rabobank Indonesia.
Apakah mungkin bank koperasi Indonesia bisa seperti Rabobank?
Awal berdirinya Rabobank adalah inisiatif petani yang kesulitan atas suku bunga tinggi. Di Indonesia inisiatif koperasi dari pemerintah bukan petani, yang membuat tujuannya berbeda.
Kesempatan jadi seperti Rabobank ada, tapi tergantung pada masing-masing pihak, apakah mereka ingin tumbuh dan berkembang ke arah yang sama. Harus ada kemauan dan semangat berkolaborasi untuk bersatu. Bank perkreditan rakyat harus bersatu membentuk bank besar, bukan saling bersaing.
Apa beda Rabobank dengan bank lain?
Lahirnya Rabobank didorong faktor utama di mana para petani susah masuk ke bank komersial. Para petani membangun bank koperasi yang memberi kredit dengan suku bunga lebih rendah dari pasar.
Saat ini, Rabobank menjadi bank komersial, bunganya kurang lebih sama seperti bank lain. Perbedaan yang mendasar adalah cabang Rabobank di Belanda tersebar sampai kota kecil dan pedesaan.
Outlet di Indonesia?
Kami hanya punya kantor di Jakarta. Rabobank Indonesia corporate banking, target kami di agrobisnis, seperti ekspor kopi, impor gula, dan perkebunan kelapa sawit.
Pada Januari 2007, kami akuisisi Bank Haga dan Hagakita, sehingga kini Rabobank punya 83 kantor dan berencana membuka cabang lebih banyak, karena Indonesia berperan penting dalam agrobisnis global. Ini didukung fakta, populasi penduduk dan kekayaan alam besar sehingga terdapat ekspor dan impor makanan yang besar.
Banyak perusahaan yang bergerak di food chain di Indonesia adalah UKM. Mereka fokus food & agribusiness, maka kami mendekati UKM dengan cara mengakuisisi bank yang fokus pada sektor UKM.
Apa target Rabobank untuk UKM?
Target kami adalah untuk tumbuh dan berkembang bersama. Melalui akuisisi itu, kami berencana membuka kantor cabang di luar Jawa, seperti Sumatra dan Kalimantan.
Rabobank sudah dapat melayani UKM?
Rabobank dapat melayani UKM melalui Haga Bank dan Hagakita, karena telah mengakuisisi keduanya. Lebih dari 50% pinjaman Hagabank dan Bank Hagakita untuk UKM.
Pada Januari 2008, kami akan memperkenalkan bank baru sebagai hasil dari akuisisi Rabobank, Hagabank dan Bank Hagakita. Untuk itu target kami saat ini menyelesaikan konsolidasi, sehingga merger berjalan lancar.
Kenapa kredit UKM lebih dari 50%?
UKM lebih stabil menghadapi krisis, sehingga jadi target yang bagus. Perusahaan besar sudah memiliki banyak bank, di sisi lain UKM masih kesulitan mendapatkan pinjaman bank, apalagi yang di luar kota besar.
Rabobank tidak hanya memberi pinjaman, tapi juga ingin memfasilitasi UKM dengan memberi informasi tepat guna agar berkembang. Informasi itu didapatkan Rabobank melalui ahli-ahli food & agribusiness yang tergabung dalam Rabobank Food & Agribusiness Research & Advisory Team.
Berapa pinjaman UKM?
Tahun depan, kami targetkan 50% dari total aset Rp10 triliun, jadi untuk pinjaman UKM ditargetkan lebih dari Rp5 triliun. Rabobank akan memberi pinjaman US$50.000-US$3 juta per UKM. Di bawah itu, kami klasifikasikan pinjaman mikro.
Sumber : Bisnis Indonesia
Rabobank Cermati Harga CPO
Sumber : Kompas.com
Selasa, 11 November 2008 | 17:53 WIB
JAKARTA, SELASA - Rabobank Internasional Indonesia (Rabobank) ikut mencermati naik turunnya harga minyak sawit mentah (CPO) dunia. Namun demikian, seperti dikatakan Chief Financial and Risk Officer Rabobank Geert Embrechts, Selasa (11/11), pihaknya optimistis harga CPO bakal pulih. "Harga CPO akan pulih," kata Embrechts kepada pers pada peresmian perluasan cabang Rabobank di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Selama dua pekan terakhir, seturut catatan yang dikumpulkan kompas.com, harga CPO mulai beranjak meninggalkan angka Rp4.100 per kilogram. Kini, harga bahan baku minyak goreng dan bahan bakar nabati itu bertengger di posisi Rp5.053 per kilogram.
Sementara itu, Embrechts menambahkan pada triwulan ketiga tahun ini, Rabobank telah menyalurkan kredit untuk CPO di kisaran 50-100 juta dollar AS.
Menkeu Belanda Resmikan Rabobank Indonesia
Menkeu Belanda Resmikan Rabobank Indonesia
Selasa, 11 November 2008 - 12:11 wib
Menkeu Belanda Maria Van der Hoeven (foto: ist)
JAKARTA - Menteri Keuangan Belanda Maria Van der Hoeven meresmikan pembukaan kantor cabang utama Rabobank International Indonesia.
Peresmian Rabobank oleh Maria didampingi oleh Deputi Gubernur BI Siti Fadjrijah dan Presiden Direktur Rabobank International Indonesia Tony Costa.
"Saya berharap kehadiran Rabobank dan bank-bank asal Belanda lainnya dapat mendukung perekonomian Indonesia," ujar Maria di Gedung Plaza 89, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2008).
Menurutnya, pembukaan kantor cabang utama ini sebagai ekspansi Rabobank Indonesia yang terletak di gedung yang sama.
Cabang ini merupakan cabang pertama yang menyediakan layanan nasabah korporat maupun ritel, setelah pengesahan merger secara hukum (legal merger) dengan PT Hagabank dan PT Hagakita berdasarkan surat keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor 10/43/KEP OBI/2008 tertanggal 24 Juli 2008.
Ketiga bank tersebut telah melebur dan berganti nama menjadi PT Rabobank Internasional Indonesia. Dengan pembukaan ini, Rabobank Indonesia telah memilki 95 cabang di seluruh Indonesia. (rhs)
Rabobank Lakukan Merger Operasional
Rabobank Lakukan Merger Operasional
Kamis, 18 September 2008 - 17:45 wib
Sumber : okezone.com JAKARTA - Proses merger antara Rabobank dengan PT Hagabank dan PT Hagakita menjadi Rabobank Internasional terus berjalan. Setelah merampungkan proses merger secara hukum pada Juli, kini melakukan adalah proses merger secara operasional.
Wakil Direktur Utama Rabobank International Indonesia Danny Hartono mengatakan, bahwa proses yang sedang dilakukan saat ini adalah mensinkronisasikan teknologi informasi antara ketiga bank tersebut.
"Harapannya pada awal Desember nanti telah selesai. Saat ini tinggal mensinergikan atau mengsinkronisasikan sistem teknologi informasi," jelasnya, di Jakarta, Kamis (18/9/2008).
Danny mengatakan, bahwa secara teknik proses merger operasional ini tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama. Hal tersebut bisa terjadi karena Hagabank dan Hagakita tinggal mengaplikasikan teknologi yang digunakan oleh RII.
Sedangkan teknologi dari RII sendiri adalah aplikasi dari teknologi dari Rabobank International yang berkantor pusat di Belanda.
"Yang memerlukan waktu lama adalah mengkondisikan para seluruh pegawai agar lebih familiar dengan teknologi tersebut. Tak terkecuali juga dengan implementasi dari Basel II," paparnya.
Kendati menyatakan belum siap menerapkan 100 persen fungsi manajemen resiko dari basel II tersebut, Danny mengaku tak kuatir karena saat ini Rabobank International telah menerapkannya, sehingga untuk mengaplikasikan ke Indonesia cukup mudah. Sedangkan terkait dengan teknologi informasi, untuk ATM saat ini RII telah menggabungkan diri dengan jaringan Alto dan prima.
Danny menambahkan dengan tambahan jaringan tersebut, akan memberikan nilai lebih kepada para nasabahnya. Saat ini RII adalah akan bank campuran terbesar karena memiliki jaringan kantor cabang terbesar di Indonesia dengan 94 kantor cabang dan 1.700 karyawan. Nilai total aset RII sendiri saat ini sebesar Rp10,2 triliun. Sedangkan untuk total dana pihak ketiga setelah penggabungan sebesar Rp6,4 triliun. Sedangkan kredit telah disalurkan sebesar Rp8,8 triliun.
Rabobank Bidik Segmen UKM
Sumber : Kompas.com
SURABAYA, RABU - Bank asal Belanda Rabobank membidik segmen usaha kecil dan menengah untuk memperbesar penyaluran kredit di Jawa Timur. Dengan total penyaluran kredit Rp 9,64 triliun sampai triwulan ketiga tahun 2008, Rabobank menargetkan pertumbuhan 30 persen di lima wilayah kerja di Indonesia.
Selain Jawa Timur, Rabobank tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, serta DKI Jakarta. Rata-rata kinerja di tiap daerah tidak berbeda jauh yaitu kredit yang disalurkan mayoritas untuk pelaku UKM.
"Kami melihat Jatim potensial di sektor ritel dan UKM," ungkap Wakil Presiden Direktur Bank Rabobank International Indonesia Danny Hartono didampingi Presiden Komisaris Timothy dan Chief Financial and Risk Officer Geert Embrechts seusai media briefing di Surab aya, Rabu (22/10).
Dia menilai pertumbuhan sektor UKM tergolong stabil seperti beberapa sektor, yaitu pangan, agribisnis, serta sektor konsumsi tertentu. Walau kondisi perekonomian sedang tidak menentu karena krisis keuangan global, sektor-sektor tersebut relatif tidak tergoyahkan. "Misalnya sektor pangan, orang tetap harus makan," ujar Geert Embrecht.
Terlebih lagi sektor pangan dan agribisnis mempunyai cakupan yang sangat luas. Keduanya melibatkan berbagai sektor industri penunjang. Dengan dasar pertimbangan tersebut, sektor pangan, agribisnis, konsumsi, dan terutama UKM, menjadi fokus penyaluran kredit.
Sementara kondisi perekonomian global bagaimanapun berpengaruh terhadap aktivitas perbankan. Berdasar pertimbangan tersebut, Rabobank akan merevisi t arget pertumbuhan kredit. "Kemungkinan, dari target 30 persen, kami merevisi menjadi 25 persen," tutur Danny.
Sementara itu Rabobank memiliki 18.847 nasabah di Surabaya, 17.875 diantaranya merupakan nasabah simpanan, sedangkan sisanya merupakan nasabah pinjaman. Selain di Surabaya, Rabobank mempunyai kantor cabang di Malang, Jember, Kediri, serta Sidoarjo.
Rabobank Fokus ke UKM
Rabobank Fokus ke UKM
Senin, 28 Juli 2008 - 13:55 wib
JAKARTA - PT Rabobank Internasional Indonesia (RII) selain fokus kepada pengembangan usaha, juga akan tetap berfokus kepada pangan dan agribisnis, yang memang menjadi sektor unggulannya.
Dalam waktu yang bersamaan, RII juga akan ikut mengembangkan sektor usaha kecil dan menengah (UKM) dengan memanfaatkan jaringan yang sudah dimiliki Hagabank dan Bank Hagakita.
"Sektor UKM akan terus digencarkan oleh RII, karena merupakan sektor yang potensial," kata Wadirut RII Danny Hartono saat jumpa pers tentang Legal Merger Rabobank, Hagabank dan Hagakita, di Hotel Four Season, Kuningan, Jakarta, Senin (27/7/2008).
Hal tersebut dikarenakan dalam beberapa tahun terakhir indikasi pinjaman kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) nasional menunjukkan penurunan dari 4,3 persen pada 2006 menjadi 3,44 persen pada 2007.
"Sementara (nonperforming loan/NPL) gabungan dari ketiga bank per Mei 2008 hanya 0,49 persen," ucapnya.
Untuk itu, lanjutnya, dengan dukungan kuat dari para pemegang saham baru, RII memiliki target untuk meningkatkan jumlah pinjaman di sektor UKM. Yakni, sebesar 30 persen pada tiga lima tahun mendatang. (AHL )
Rabobank Targetkan Pertumbuhan Usaha 30%
Rabobank Targetkan Pertumbuhan Usaha 30%
Senin, 28 Juli 2008 - 12:51 wib
JAKARTA - PT Rabobank Internasional Indonesia (RII) menargetkan peningkatan pertumbuhan usaha sekira 30 persen per tahun.
"Dengan modal usaha yang solid, dukungan akses ke jaringan global dan tim yang berpengalaman serta hubungan nasabah yang kuat, RII optimistis untuk meraih target tersebut," kata Presiden Direktur PT Rabobank International Indonesia (RII) Tony Costa saat jumpa pers tentang legal merger Rabobank, Hagabank dan Hagakita, di Hotel Four Season, Kuningan, Jakarta, Senin (27/7/2008).
Berkaitan dengan hal tersebut, RII akan memfokuskan strategi usahanya dengan memperkaya jenis produk, memperluas basis nasabah, dan jaringan kantor cabang, serta menambah dan memperkuat layanan.
"Kami berencana mengembangkan dan meluncurkan berbagai produk baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan layanan perbankan dan membangun saluran-saluran distribusi baru dengan akses jaringan lokal maupun global yang lebih baik bagi nasabah kami," ucapnya.� (AHL )
Rabobank Internasional Indonesia Sudah Sah Secara Hukum
Rabobank Internasional Indonesia Sudah Sah Secara Hukum
Senin, 28 Juli 2008 - 11:51 wib
(foto: ist)
JAKARTA - Penggabungan Rabobank, Hagabank, dan Bank Hagakita menjadi PT Rabobank Internasional Indonesia (RII) kini telah sah secara hukum.
Pengesahan ini berdasarkan surat keputusan Gubernur Bank Indonesia (BI) nomor 10/43/kep.GBI/2008 tertanggal 24 Juni 2008 dan SK Menhukham SK AHU-44499 AH.01.02 tahun 2008 tertanggal 24 Juli 2008. Integrasi ini yang bermula dari aksi akusisi Rabobank atas Hagabank dan Bank Hagakita pada awal 2007. Penggabungan ini merupakan salah satu realisasi kepatuhan terhadap kebijakan kepemilikan tunggal dari Bank Indonesia (BI) terkait dengan pembenahan struktur perbankan tahun 2010.
"Merger ini merupakan hasil kerja keras tiga bank dan kerja sama erat dengan instansi yang berwenang," ujar Presiden Direktur PT Rabobank Internasional Indonesia Tony Costa, di Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta, Senin (28/7/2008).
Merger ini lanjutnya, bisa menyatukan pengalaman serta pengetahuan lokal Hagabank dan Bank Hagakita dengan apa yang dimiliki Rabobank Grup, di tingkat global. "Baik dari segi pengetahuan maupun ukuran perusahaan," imbuhnya.
Tony juga berharap, Rabobank bisa menjadi bank internasional nomor satu di Tanah Air. Modalnya, jumlah kantor cabang di Indoensia yang mencapai 94 kantor dan sekira 1.700 karyawan, dengan total nilai aset gabungan hampir mencapai Rp10,2 triliun atau sekitar USD1,1 miliar.
Hingga Mei 2008, total aset Rabobank tercatat Rp4,12 triliun dan total aset Hagabank Rp4,76 triliun, dan Bank Hagakita Rp1,7 triliun.
Dari segi pendanaan Rababonk mencatat Rp1 triliun, Hagabank Rp4,2 triliun, Bank Hagakita Rp1,1 triliun. Dari sisi anding, Rabobank mencatat Rp2,55 triliun, Bank Hagakita Rp2,55 triliun, dan Bank Hagakita Rp1,17 triliun. Net profit Rabobank tercatat Rp17,8 miliar, Hagabank Rp11 miliar, dan Bank Hagakita Rp4 miliar. (rhs)